Anemometer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin itu.
Angin
adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang disebabkan
oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya. Angin
diartikan pula sebagai gerakan relatif udara terhadap permukaan bumi, pada arah
horizontal atau hampir horinzontal. Masa udara ini mempunyai sifat yang
dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga dikenal adanya
angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh tiga
hal utama, yaitu:
1.
Daerah asalnya;
2.
Daerah yang dilewatinya;
dan
3.
Lama atau jarak
pergerakannya.
Dua komponen
angin yang diukur ialah kecepatan dan arahnya.
Secara umum ada dua jenis anemometer,
yaitu anemometer yang mengukur kecepatan angin (velocity anemometer)
dan anemometer yang mengukur tekanan angin (pressure anemometer).
Yang termasuk velocity anemometer adalah:
1.
Anemometer Mangkuk
2.
Anemometer Kincir angin
3.
Anemometer Hot-wire
4.
Anemometer Laser Doppler
5.
Anemometer Sonic
6.
Anemometer Bola ping-pong
Sedangkan yang termasuk pressure
anemometer adalah:
1.
Anemometer Pelat
2.
Anemometer Tabung
Dari kedua jenis anemometer
ini velocity anemometer lebih
banyak digunakan. Namun karena terdapat hubungan yang dekat antara kecepatan
dan tekanan angin, anemometer saat ini dirancang sebagai
satu perangkat yang dapat memberikan informasi baik tentang kecepatan maupun
tekanan angin.
Prinsip
Kerja dan Cara Pemakaian
Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau pergerakan
udara per satuan waktu dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/d),
kilometer per jam (km/j), dan mil per jam (mi/j). Satuan mil (mil laut) per jam
disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j = 1,151mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d =
2,237 mi/j = 1,944 kn. Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari
permukaan tanah, sehingga dikenal adanya profil angin dimana makin tinggi dari
permukaan maka gerakan angin makin cepat.
Pada saat tertiup
angin, baling-baling/mangkuk yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan
angin meniup mangkuk-mangkuk tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya
piringan mangkuk-mangkuk. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat
diketahui kecepatan anginnya. Di dalam anemometer
terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian
dicocokkan dengan Skala Beaufort.
Prinsip
kerja dari anemometer dapat diringkas
sebagai berikut:
1.
Angin mengadakan tekanan yang kuat pada
bagian baling-baling yang berbentuk cekung (mangkuk).
2.
Bagian yang cekung akan berputar ke satu
arah.
3.
Poros yang berputar dihubungkan dengan
dinamo kecil.
4.
Bila baling-baling berputar maka akan
terjadi arus listrik yang besarnya sebanding dengan kecepatan putaran.
5.
Besarnya arus listrik dihubungkan dengan
galvanometer yang telah ditera dengan
satuan kecepatan dalam knots, m/detik, atau km/jam.
Lamanya
pengamatan maupun data hasil pencatatan biasanya disesuaikan dengan
kepentingannya. Untuk kepentingan iklim umumnya dicari
rata-rata kecepatan dan arah angin selama periode 24 jam (nilai harian).
Berdasarkan nilai ini kemudian dapat dihitung nilai mingguan, bulanan dan
tahunannya. Bila dinilai perlu dapat dilakukan pengamatan dengan interval waktu
lebih pendek agar dapat diketahui rata-rata kecepatan angin pada periode pagi,
siang, dan malam.
Video Pembuatan Anemometer Sederhanan
Salah satu Video untuk promo Anemometer Modern Extech
Posting Komentar